Selasa, 02 Juni 2009

Lemah Lembut

Lemah Lembut

Belakangan ini saya diingatkan Tuhan tentang sesuatu hal yaitu mengenai “lemah lembut”. Dan memang hari-hari ini saya lagi diajar Tuhan untuk menjadi lemah lembut. Saudara, lemah lembut adalah suatu sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang Kristen. Lemah lembut itu sabar. Lemah lembut itu mengalah. Lemah lembut itu tidak menuntut balas. Lemah lembut itu sopan. Lemah lembut itu cara berbicara yang halus. Lemah lembut itu penguasaan diri, lemah lembut itu….? Dll. Lemah lembut yang dimaksud di sini adalah bukan lemah gemulai (seperti sikap seorang perempuan) tetapi lebih kepada cara berbicara, sikap hati yang tenang dan identik dengan kesabaran yang konstan. Dan bukan juga berarti suatu sifat yang lemah. Tetapi suatu sifat/temperamen yang ditunjukkan dgn cara berbicara yang lembut (nada berbicara/intonasi yg rendah dan tempo yg tdk terlalu cepat) terhadap lawan bicara serta dibarengi sikap yang sopan dan tenang, namun kenyataannya tidak mudah untuk menjadi lemah lembut, mengapa? Ada banyak penyebab mengapa manusia sukar untuk menjadi lemah lembut. Berikut ini beberapa penyebab utamanya:

1. Sifat dasar manusia yang ingin diakui

Manusia memiliki sifat dasar ingin diakui, mengapa? Karena setiap manusia memiliki ego/ke-aku-an, pikiran dan kemauan. Binatang tdk memiliki sifat ini karena mereka tidak memiliki pikiran, ego dan kemauan oleh sebab itu binatang tidak merasa perlu mendapat pengakuan. Nah sifat dasar manusia inilah yang sering kali membuat kita sukar untuk menjadi lemah lembut. Kita sering berpikir jika kita menjadi lemah lembut maka kita akan diijak-injak oleh orang lain dan akhirnya kita akan diremehkan, tidak akan diakui, dan itu semua membahayakan atau mengusik posisi dari ego/ke-aku-an kita. Manusia cenderung takut untuk tidak diakui, itulah sebabnya muncul yang namanya harga diri dan banyak orang membenarkan tindakan mereka dengan mengatas-namakan harga diri ini. Semakin besar ke-aku-an mereka maka mereka menjadi semakin keras. Dan tahukah saudara, itulah sebabnya kenapa Tuhan harus membeli harga diri kita terlebih dahulu supaya kita dapat menjadi pribadi yang lemah lembut dan tidak lagi memiliki alasan untuk mempertahankan harga diri atau reputasi. Bukan supaya kita tidak memiliki harga diri namun supaya harga diri kita menjadi milik Tuhan dan dengan demikian otomatis hak membela diri kita ada di tangan Tuhan. Itulah sebabnya Alkitab mengajarkan kita untuk tidak membalas dendam atau membela hak kita. Karena lewat kematian-Nya di kayu salib, Ia telah membeli harga diri kita, ego dan ke-aku-an kita dan harganya sudah dibayar lunas! (1 Kor 6:19-20). Agar supaya kita tidak lagi hidup bagi diri kita sendiri (Rom 14:7-9). Jika seandainya semua orang sadar akan hal ini saya percaya dunia akan berubah menjadi tempat yang jauh lebih tenang dan jauh lebih damai dari sekarang. Tidak akan ada lagi orang yang berkelahi hanya karena rebutan lahan parkir atau rebutan harta warisan atau saling membunuh hanya karena merasa harga dirinya diinjak-injak oleh orang lain. Ke-aku-an kita membuat kita sukar untuk menjadi lemah lembut.

2. Luka Batin

Seseorang dapat menjadi pribadi yang keras dan sukar untuk dapat lemah lembut karena banyak mengalami luka batin (dapat berupa luka batin pada saat masih kecil maupun pada saat sudah dewasa), orang yang demikian cenderung membuat pagar di sekelilingnya/self defense supaya tidak ada orang lain yang bakal melukainya lagi. Dan biasanya metode yg ia pakai adalah berbicara dengan keras terhadap orang lain supaya orang tersebut segera mundur dan tidak macam-macam dengan dia. Atau bisa juga ia menjadi pribadi yang tertutup. Saya adalah contohnya, pada waktu saya kecil, mungkin masih TK, saya sering mendapat perlakuan yang kasar dari ayah saya. Pernah suatu ketika pada waktu saya pulang dari sehabis mandi di kali bersama teman-teman, ayah saya menjadi sangat marah kepada saya dan langsung memukul saya dengan sapu lidi dan kemudian ia mengambil sebuah sarang semut merah pada sebuah pohon mangga yang ada di halaman rumah saya dan meletakkannya di atas kepala saya. Saya cuma bisa menangis pada saat itu. Ternyata apa yang saya alami itu membuat saya terluka. Dan luka itu membuat saya menjadi pribadi yang tertutup, minder namun keras, pemberontak dan sejak saat itu saya dan ayah saya jarang sekali bertegur-sapa (di lain waktu saya juga mengetahui bahwa ayah saya kemudian menikah lagi). Dan itu membuat hati saya semakin terluka. Saya tidak sadar akan itu semua sampai pada suatu saat Tuhan menunjukkan luka lama itu yang sudah saya pendam selama kurang lebih lima belas tahun. Dan Ia menyadarkan saya bahwa saya adalah orang yang terluka dan bahwa luka itu juga yang membuat saya menjadi pribadi yang keras. Setelah saya sadar akan hal itu saya melepaskan pengampunan terhadap ayah saya. Dan saya belajar untuk mulai menegur beliau lagi. Dan pengampunan yang saya lepaskan itu mengobati luka saya. Lalu saya belajar untuk berubah, belajar untuk menjadi pribadi yang lemah lembut, sampai saat ini. Saudara adalah bukan suatu hal yang memalukan bila kita mengakui bahwa kita adalah orang yang terluka atau pernah terluka. Tetapi sebaliknya itu adalah langkah awal untuk mempercepat proses kesembuhan kita. Dan Tuhan mengerti setiap keadaan kita. Ia pasti menolong dan memulihkan kita. Agar kita dapat menjadi pribadi yang lemah lembut kita harus sembuh dari semua luka batin. Caranya adalah dengan melepaskan pangampunan.

3. Faktor lingkungan

Kita tidak boleh berkata bahwa kita sejak lahir/dari sononya memang sudah keras karena Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang untuk menjadi pribadi yang keras. Kita terbentuk menjadi keras oleh banyak faktor di sekitar kita. Dan salah satu faktornya adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan dan pergaulan mempengaruhi karakter seseorang. Orang yang dibesarkan di dekat pabrik gaya bicaranya akan keras, karena terbiasa mendengar suara bising dan kalau bicara harus keras supaya kedengaran. Orang yang terus bergaul dengan orang yang kasar akan cenderung menjadi kasar (Ams 22:24-25). Termasuk juga faktor suku bangsa, faktor didikan orang tua dll. Seseorang yang dilahirkan atau dibesarkan di tengah-tengah suatu suku yang keras akan cenderung menjadi keras juga, demikian sebaliknya. Kebiasaan-kebiasaan/budaya yang kita alami, kita lihat atau kita lakukan sejak kecil akan terbawa sampai kita dewasa dan tanpa kita sadari membentuk karakter kita. Dan karakter yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun itu tidak dapat dirubah hanya dalam beberapa hari. Perlu waktu yang lama dan usaha yang keras. Seseorang yang gaya bicaranya keras tidak mudah untuk berubah tiba-tiba menjadi lemah lembut. Saya dilahirkan dan dibesarkan di tengah-tengah suku yang temperamennya keras. Oleh sebab itu saya terbiasa berbicara dengan keras dan cepat. Dan sampai sekarang ini saya terus berjuang untuk mengubah kebiasaan cara berbicara yang sudah bertahun-tahun saya lakukan. Sulit, dan saya perlu pertolongan Tuhan, karena jika bukan Tuhan yang menolong, saya tidak akan mampu berubah. Lingkungan memang dapat mempengaruhi kita tapi ada satu pribadi yang dapat mempengaruhi kita lebih dari segala sesuatu yakni Tuhan. Berilah dirimu kepada Tuhan supaya Ia dapat mempengaruhi kita menjadi pribadi yang lemah lembut.

Matius 5:5: Berbahagialah orang yang lemah lembut , karena mereka akan memiliki bumi.

Ayat ini adalah ayat yang luar biasa. Orang yang lemah lembut akan kaya, akan diberkati, mungkin punya banyak tanah, mungkin juga terkenal, punya banyak sahabat dll, begitu saya menafsirkan ayat ini, (sekalipun tidak selalu demikian, karena tergantung faktor lain juga). Namun hal ini sedikit banyak terbukti juga, karena saya banyak melihat orang yang lemah lembut dan mereka diberkati Tuhan. Saya juga banyak melihat orang yang lemah lembut menjadi seorang pemimpin besar, namun mereka tetap disegani oleh lawan maupun kawan. Jadi banyak hal yang akan kita peroleh jika kita lemah lembut. Beberapa orang bersifat keras supaya ingin dihargai, diakui dan ditakuti orang lain, bicaranya dibikin keras, lagaknya dibuat seolah-olah kuat tetapi sebenarnya orang-orang seperti ini adalah orang yang tidak mau terbuka dengan dirinya sendiri, tidak dapat menerima dan menghargai dirinya sendiri dengan benar. Kita mungkin dapat membuat orang lain segan terhadap kita karena kita keras, namun alangkah indahnya jika orang lain segan terhadap kita karena kita lemah lembut.
Saudara Tuhan ingin kita menjadi pribadi yang lemah lembut, yang memancarkan sifat-sifat ilahi supaya orang dapat melihat perubahan yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Dan mereka memuliakan Allah karena kita. Tuhan suka dgn kelemah-lembutan. Ia cinta kepada orang yang lemah lembut. Mengapa Tuhan suka dgn kelemah lembutan? Lemah lembut adalah sifat ilahi, sifat sorgawi, dan suatu sifat yang Allah cari di dunia ini. Ia ingin kita menjadi pribadi yang lemah lembut supaya dunia ini dapat menjadi tempat yang nyaman untuk kita tinggali. Mintalah kepada Tuhan supaya Ia menolong anda untuk menjadi pribadi yang lemah lembut dan saya percaya anda pasti bisa. Tuhan Yesus mengasihi anda. Serahkanlah seluruh hidupmu kepada-Nya. Gbu

Mat. 11:29: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Ayat-ayat bacaan: Ams 31:26, Za 9:9, Mat 11:29, Ef 4:2, Tit 3:2.

Jonathan Ministry
www.jonathanministry.blogspot.com
jonathanministries@ymail.com